I. PENDAHULUAN
1.1
Dasar Teori
Penyakit tumbuhan
merupakan kondisi dimana sel dan jaringan tanaman tidak berfungsi secara
normal, yang ditimbulkan karena gangguan secara terus menerus
oleh agen patogenik atau faktor lingkungan agen patogenik atau faktor
lingkungan (abiotik) dan akan menghasilkan perkembangan gejala. (Martoredjo, 1984)
Konsep timbulnya suatu
penyakit semakin berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu penyakit
tumbuhan, pada awalnya para pakar menunjuk pathogen sebagai penyebab penyakit
yang utama, selanjutnya diketahui bahwa dalam berbagai buku teks mengenai
penyakit tumbuhan umunya dianut konsep segitiga penyakit (disease triangle).
Ketiga komponen penyakit tersebut adalah inang, pathogen dan lingkungan. Dan
ada salah satu faktor yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi ketiga
komponen tersebut yaitu manusia.
Sehingga penyakit sebenarnya merupakan hubungan segi empat antar faktor
pathogen, faktor inang, faktor lingkungan dan faktor manusia sehingga disebut
segi empat penyakit.
(Djafarudin. 2001)
|
Gejala Penyakit Tumbuhan Dibagi Menjadi morfologi
dan histology. Gejala morfologi merupakan gejala yang dapat dlihat langsung.
Gejala histologi
merupakan gejala yang hanya gejala yang hanya dapat diketahui lewat
pemeriksaan pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang sakit jaringan
yang sakit. dibedakan
menjadi 3 tipe gejala yaitu nekrosis, hipoplastis dan hiperplastis.
Gejala nekrotis terjadi karena adanya kerusakan pada sel atau bagian sel bahkan
kematian sel. gejala Nekrotis dibagi kedalam beberapa gejala seperti: nekrosis,
hidrosis, klorosis, layu, gosong mati ujung, busuk, busuk terbagi menjadi
dua yaitu busuk basah dan busuk kering, rebah, kanker, perdarahan atau
eksudasi. Gejala Hipoplastik adalah gejala yang disebabkan karena terhambat atau
terhentinya pertumbuhan sel , gejala ini terbagi menjadi berikut: Kerdil,
Klorosis, Etiolasi. Gejala hiperplastik ini disebabkan karena adanya
pertumbuhan sel yang lebih dari biasanya (overdevelopment). Gejala hiperplastik
terbagi sebagai berikut: Menggulung atau mengeriting, erinose,
fasiasi, intumesensia, kudis (scab), prolepsis. (Djafarudin. 2001)
Morfologi penyebab penyakit tumbuhan ada 2 yaitu faktor biotik dan
abiotik. Faktor
biotik merupakan penyebab kerusakan yang paling banyak merugikan tanaman
karena pada umumnya menyerang tanaman secara langsung. Secara umum faktor biotik dapat digolongkan
lagi menjadi beberapa jenis penyebab kerusakan.
Untuk itu kerusakan yang disebabkan oleh tumbuhan parasit seperti jamur,
bakteri, virus dan
kerusakan yang disebabkan oleh hewan pada umumnya disebabkan oleh filum
Arthropoda dan Molusca. Faktor abiotik merupakan
faktor lingkungan fisik yang dapat menyebabkan kerusakan atau penyakit pada
beberapa tanaman, seperti suhu, kelembaban, intensitas sinar, kelebihan dan kekurangan
unsur hara, serta faktor keasaman tanah. Faktor-faktor tersebut menyebabkan tanaman
sakit jika dalam keadaan ekstrim, dan toleransi tanaman rendah, dalam keadaan normal
bagi tanaman, tidak menunjukkan gejala, artinya tidak menyebabkan kelainan pada
tanaman. (Martoredjo, T. 1984)
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari dilaksanakannya praktikum
Dasar-dasar Perlindungan Tanaman
dengan materi Mengenal Gejala Penyakit
Tumbuhan adalah :
a.
Agar mahasiswa
dapat mengenal dan membedakan gejala penyakit tanaman..
b.
Agar mahasiswa
mengetahui penyebab penyakit berdasarkan gejala dan tanda yang diamati
khususnya yang disebabkan cendawan, bakteri dan virus.
|
II.
BAHAN
DAN METODE
2.1
Waktu
dan Tempat
Kegiatan
praktikum Dasar Perlindungan Tanaman
materi 1 tentang Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 5
April 2014
jam 11.00-12.40 WIB. Kegiatan dilaksanakan di
Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian,
Universitas Palangka Raya.
2.2
Bahan
dan Alat
Adapun bahan
yang digunakan pada pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut : bagian tanaman
yang bergejala pada Jagung (Zea mays),
ubi jalar (Ipomoea batatas), wortel (Daucus carota), sawo (Crisophyllum crainito), cabai (Capsicum annum), papaya (Carica papaya), jambu agung (Eoyzygium malaccense), daun jarak (Ricinus communolin), mangga (Mangifera indica), alcohol, aquadest,
kapas, kertas tissue. Dan alat yang digunakan adalah mikroskop, loupe, obyek glass, cover glass, jarum
pentul dan silet.
2.3
Cara
Kerja
Adapun cara
kerja yang dilakukan pada praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman ini adalah
:
-
Mengamati gejala
penyakit kemudian menggambarkannya dengann menyebutkan cirri-ciri atau
penampakan fisiologis dari gejala tersebut.
-
Mengamati secara
mikroskopis penyebab penyakit dengan berdasarkan tanda yang tampak dan gambar
serta menyebutkan penyebabnya.
-
|
III.
3.1.
Hasil
Pengamatan
Dari hasil
pengamatan praktikum Dasar-dasar
Perlindungan Tanaman dengan materi Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan di
laboratorium jurusan Budidaya Pertanian adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan bagian tanaman yang
berpenyakit
No.
|
Nama
Tanaman yang Diamati
|
Gejala
yang Diamati
|
Tipe
Gejala
|
Nama
Penyakit
|
Penyebab
Penyakit
|
|
1
|
Jagung (daun & batang)
(Zea mays)
|
- Ukuran tanaman lebih kecil
- Bercak pada daun terdiri
dari alur-alur
- Daun berwarna kuning pada
bagian-bagian tertentu.
|
- Hipoplasia
- Nekrosis
- Hipoplasia
|
- Kerdil
- Target-board spot
- Mozaik
|
- Virus tungro
- Bipolaris maydis
|
|
2
|
Ubi jalar (umbi) (Ipomoea batatas)
|
- Bercak kasar
- Pecah-pecah
|
Hiperplastis
|
Kudis (scab)
|
Elsinoe batatas
|
|
3
|
Wortel (umbi) (Daucus carota)
|
- Basah
- Berlendir
- Bau tidak sedap
- Terdapat bagian warna coklat
|
Nekrosis
|
Busuk basah
|
Erwinia carotavora
|
|
4
|
Sawo (batang) (Crisophyllum crainito)
|
- Batang begelembung
- Terdapat serangga
- Di dalamnya berrongga-rongga
|
Hiperplastis
|
Sesidium (Zoo sesidium)
|
Agrobacterium
|
|
5
|
cabai (buah) (Capsicum annum)
|
- Terdapat bercak hitam dan
kuning
- Terdapat spora berwarna
putih
|
Nekrosis
|
Busuk kering
|
|
|
6
|
Pepaya (daun) (Carica papaya)
|
- Keriting menggulung
- Menguning
|
Hiperplastis
|
Menggulung/mengeriting
|
Streptomyces scabies
|
|
7
|
Jambu agung (daun) (Eoyzygium
malaccense)
|
- Bercak kasar
- Bintil-bintil
|
Hiperplastis
|
Kudis (scab)
|
Bakteri
|
|
8
|
Daun jarak (Ricinus communolin)
|
- Daun bercak coklat
- Daun keriting
|
Nekrosis
|
Terbakar
|
Abiotik
|
|
9
|
Mangga (daun) (Mangifera indica)
|
- Bercak dengan warna coklat
- Bekas warna terlihat jelas
|
Nekrosis
|
Blight
|
Virus
|
3.2.
Pembahasan
Pada tabel hasil pengamatan tanaman
yang berpenyakit pada
Praktikum Dasar perlindungan Tanaman
dengan materi Mengeal Gejala Penyakit
Tumbuhan adalah
sebagai berikut :
Gambar.
Jagung kerdil
Sumber :
agri-tani.blogspot
|
Gambar. Mikroskopis
mozaik
Sumber :
blog.uad.com
|
Pada
tanaman jagung (Zea mays) yang
diamati dari bagian tanaman ini adalah gejala yang terdapat pada daun dan
batang tanaman yaitu seperti ukuran tanaman yang lebih kecil dengan tipe gejala
hipoplasia dan nama penyakitnya adalah kerdil (atrofi) yang disebabkan oleh
virus tungro. Daun berwarna kuning pada bagian-bagian tertentu yang disebabkan
oleh Bipolaris maydis dengan nama
penyakitnya adalah mozaik dengan tipe gejala hipoplasia. Bercak pada daun
terdapat alur adalah tipe dari gejala nekrosis, target-board spot adalah nama
dari penyakit ini.
Gambar. Kudis
(scub)
Sumber :
dok.pribadi
|
Gambar. mikroskopis
Sumber :
biologi.blogspot
|
Bagian
tanaman yang diamati dari ubi jalar (Ipomoea
batatas) adalah umbinya, dimana terdapat gejala bercak kasar dan
pecah-pecah yang disebabkan oleh Elsinoe
batatas dengan nama penyakit kudis (scub) dengan tipe gejala hiperplastis.
Gambar. bakteri
Erwinia carotovora
Sumber :
dok.pribadi
|
Gambar. Busuk
basah
Sumber :
dok.pribadi
|
Pada
tanaman wortel (Daucus carota) yang diamati
dari bagian tanaman ini adalah gejala yang terdapat pada umbi. Dari hasil
pengamatan mengalami gejala basah, berlendir, berbau tidak sedap dan terdapat
bagian yang tidak sedap gejala ini disebabkan oleh Erwinia carotavora nama penyakitnya adalah busuk basah dengan tipe
gejala nekrosis.
Gambar : mikroskopis batang
Sumber: numansa.blogspot.com
|
Batang
merupakan bagian tanaman yang diamati pada sawo (Crisophyllum crainito).tanaman ini mengalami gejala batang
bergelembung, terdapat serangga dan di dalamnya terdapat rongga-rongga. Nama
penyakit ini adalah Sesidium (Zoo
sesidium) dan tanaman mengalami gejala hiperplastis.
Gambar. Busuk kering
Sumber: dok. pribadi
|
Gambar. mikroskopis
Sumber: lintan.blogspot.com
|
Pada
tanaman cabai (Capsicum annum) yang
diamati dari bagian tanaman ini adalah gejala yang terdapat pada buah yaitu
terdapat bercak hitam dan kuning dan spora berwarna putih gejala ini
menunjukkan tipe gejala nekrosis dengan nama penyakit adalah busuk kering.
|
|
Pada
tanaman papaya (Carica papaya) yang
diamati dari bagian tanaman ini adalah gejala yang terdapat pada daun. Gejala
yang diamati di daun adalah keriting menggulung dan dan menguning penyakit ini dinamakan penyakit
menggulung/mengeriting yang termasuk kedalam tipe hiperplastis.
Gambar : mikroskopis bintil
Sumber : cenaya.blogspot.com
|
Pada
tanaman jambu agung (Eoyzygium malaccense)
yang diamati dari bagian tanaman ini adalah gejala yang terdapat pada daun.
Gejala yang diamati pada daun ini adalah adanya bintik-bintik yang timbul pada
bagian daun dan bercak yang kasar, penyakit ini dinamakan kudis (scub) dan
termasuk kedalam tipe gejala hiperplastis.
|
Gambar: Daun mangga
Sumber.:
dok. pribadi
|
Pada
tanaman mangga (Mangifera indica) yang diamati dari bagian tanaman ini adalah
gejala yang terdapat pada daun, yaitu terdapat gejala bercak dengan warna
coklat yang hampir kering dan terlihat jelas bekas warna. Penyakit tanaman ini
dinamakan penyakit blight yang termasuk dalam tipe gejala nekrosis.
Gambar : mikroskopis daun
Sumber: biologi-community.blogspot.com
|
Gambar :
daun jarak
Sumber: dok.
pribadi
|
Pada
tanaman daun jarak (Ricinus communolin)
yang diamati dari bagian tanaman ini adalah gejala yang terdapat pada daun
dimana termasuk kedalam tipe gejala nekrosis karena menunjukkan gejala daun
bercak coklat dan keriting dan nama penyakitnya ini adalah penyakit terbakar.
Yang disebabkan oleh faktor abiotik.
11
|
V.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan percobaan ini adalah bahwa penyebab penyakit terbagi menjadi dua
macam yaitu yang berasal dari faktor biotik dan abiotik. Namun penyebab penyakit yang sering
menyerang dan jumlahnya relatif tinggi berasal dari faktor biotik yaitu
patogen. Dan gejala
penyebab penyakit ada 3 golongan patogen yaitu jamur, bakteri dan virus. Dan
gejala tipe penyakit terbagi dalam 3 tipe yaitu nekrotis, hipoplastis dan
hiperplastis.
4.2.Saran
Saran yang dapat saya sampaikan setelah melakukan praktikum
ini adalah
bahwa untuk lebih dikiatkan lagi dalam penelitian dan
praktek dalam melakukan perlindungan tanaman. Karena disamping dari nilai
produksi dan ekonomi menjadi rugi, tanaman tersebut menjadi terbuang percuma
atau sia-sia. Oleh karena itu perlu kita buat pengolahannya yang sempua, atau
baik.
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Djafarudin.
2001. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman
(Umum). Bumi Aksara. Jakarta
Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman.
Andi Offset. Yogyakarta
Supena, H. 1980. Pengaruh residu tanaman terhadap perkembangan penyakit cendawan akar putih
(Rigidiporus lignosus Klotzch)
pada tanaman karet. Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Widyastuti, SM., Sumardi dan Harjono.
2005. Patologi Hutan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Yudiarti, T. 2007. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Graha Ilmu. Yogyakarta
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar